TEKNIK-TEKNIK MELAKUKAN KONSELING

Posted on Updated on

1. Teknik Rapport
Teknik Rapport dalam konseling merupakan suatu kondisi saling memahami dan mengenal tujuan bersama.
Implementasi teknik rapport dalam konseling adalang :
• Pemberian salam yang menyenangkan
• Suasana ruangan konseling yang menyenangkan
• Metepapkan topik pembicaraan yang sesuai
• Sikap terhadap klien
• Kesadaran terhadap hakikat klien secara alamiah
2. Perilaku Attending
Attending merupakan upaya konselor menghampiri klien yang diwujudkan dalam bentuk perilaku seperti kontk mata, bahasa tubuh dan bahasa lisan.
Wujud perilaku attending dalam proses konseling misalnya: – kepala mengangguk tanda setuju
-expressi wajah tenang, ceria dan senyum
-posisi tubuh agak condong ke klien, jarak duduk antara konselor dan klien agak dekat, duduk akrab berhadapan atau berdampingan.
-melakukan variasi gerangan tangan secara spontas untuk memperjelas ucapan
– mendengarkan aktif dan penuh perhatian, menunggu ucapan klien sampe selesai, perhatian terarah kepada klien.
3. Teknik Structuring
Structuring adalah proses penetapan batasan oleh konselor tentang hakikat, batas-batas dan tujuan proses konseling pada umumnya dan hubungan tertentu pada khususnya.
4. Empati
Empati merupakan kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan oleh klien, merasa dan berfikir bersama klien.
Empati ada dua macam, yaitu :
a. Empati Primer, yaitu empati apabila konselor hanya memahami perasaan, fikiran, keinginan dan pengalaman klien, dengan tujuan klien agar terlibat pembicaraan dan terbuka.
b. Empati tingkat tinggi, yaitu apabila kepahaman konselor terhadap perasaan, fikiran dan pengalaman klien lebih mendalam dan menyentuh klien karena konselor ikut dengan perasaan tersebut.
5. Refleksi Perasaan
Merupakan suatu upaya konselor untuk menyatakan dalam bentuk kata-kata yang segar dan sikap yang diperlukan terhadap klien.
Ada 3 wujud refleksi : 1. Refleksi perasaan positif, ditunjukkan oleh konselor dalam konseling melalui pernyataan persetujuan terhadap apa yang diungkapkan klien. 2. Refleksi perasaan positif, ditunjukkan oleh konselor dalam konseling melalui pernyataan penolakan terhadap apa yang diungkapkan klien. 3. Refleksi perasaan Ambivalen (masa bodoh), membiarkan saja (tidak menyetujui dan tidak menolak) apa yang dinyatakan klien.
6. Teknik Ekplorasi
Merupakan keterampilan konselor untuk menggali perasaan, pengalaman dan pikiran klien.
Ada tiga macam ekslorasi :
a. Eksplorasi perasaan, yaitu keterampilan konselor untuk menggali perasaan klien yang tersimpan
b. Eksplorasi pikiran, yaitu keterampilan konselor untuk menggali ide, pikiran dan pendapat klien
c. Eksplorasi pengalaman, yaitu keterampilan klien untuk menggali pengalaman-pengalaman klien yang telah dilaluinya.
7. Teknik Paraphrasing (menangkap pesan utama)
Paraphrasing merupakan suatu teknik yang digunakan konselor dalam konseling untuk menangkap pesan utama dari apa yang disampakan klien. Karena sering kali klien mengungkapkan perasaan, pikiran dan pengalamannya dengan berbelit-belit.
Paraphasing bertujuan untuk mengatakan kembali kepada klien esensi atau inti yang telah diungkapkan oleh klien.
Untuk dapat melakukan Paraphrasing yang baik, konselor harus menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh klien.
8. Teknik Bertanya
Pada umumnya knselor kebingungan untu membuka suatu percakapan, karena karena sulit menduga apa yang ada di pikiran klien. Maka dari itu konselor dituntut untuk mempunya keterampilan dalam bertanya. Ada dua macam teknik bertanya :
a. Bertanya terbuka, pada pertanyaan ini klien bebas menjawab.
b. Bertanya tertutup, pada pertanyaan ini telah menggambarkan alternatif jawabannya seperti YA dan TIDAK. (jawabannya sudah pasti)

9. Dorongan Minimal
Yaitu dorongan yang diberikan konselor kepada klien secara langsung dan singkat, seperti oh.. ya.. lalu.. terus..
Teknik ini memungkinkan klien untuk terus berbicara dan mengarahkan agar pembicaraan mencapai tujuan.
10. Interpretasi
Merupakan usaha konselor mengulas pikiran, perasaan dan perilaku atau pengalaman klien berdasarkan atas teori-teori tertentu.
Tujuan utama teknik ini adalah untuk memberikan rujukan, pandangan atau tingkah lakuklien, agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman hasil rujukan.
11. Teknik Mengarahkan
Dalam proses konseling memerlukan partisipasi secara dari klien. Maka dari itu untuk mengajak klien berpartisipasi secara penuh perlu adanya ajakan dan arahan dari konselor, salah satu caranya yaitu dengan menyuruh klien untuk memerankan sesuatu yang ia nyatakan (bermain peran)
12. Teknik Menyimpulkan Sementara
Agar pembicaraan dalam konseling maju secara bertahap dan arah pembicaraan semakin jelas, maka setiap period waktu tertentu konselor bersama klien perlu menyimpulkan pembicaraan.
Tujuannya adalah:
a. Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengambil kilas balik dari hal-hal yang telah dibicarakan bersama klien.
b. Untuk menyimpulkan kemajuan hasil pembicaraan secara bertahap
c. Untuk meningkatkan kualitas diskusi
d. Mempertajam atau memperjelas fokus atau arah wawancara konseling.
13. Teknik Memimpin
Agar pembicaraan dalam proses konseling tidak menyimpang, maka konselor harus mampu memimpin arah pembicaraan sehingga tujuan konseling bisa tercapai secara efektif dan efisien.
14. Teknik Fokus
Konselor yang efektif harus mampu membuat fokus melalui perhatiannya yang terseleksi terhadap pembicaraan dengan klien.
15. Teknik Konfrontasi
Adalah suatu teknik yang menantang klien untuk melihat adanya inkonsisensi (tidak konsisten) antar perkataan dengan perbuatan, ide awal dengan ide berikutnya, sedih dengan kepedihan.
Misalnya : klien menceritakan hal sedih sambil tersenyum (inkonsistensi antara perkataan dengan mimik wajah atau perbuatan)
Tujuan teknik ini :
a. Mendorong klien untuk introspeksi diri secara jujur
b. Meningkatkan potensi klien
c. Membawa klien kepada kesadaran adanya
16. Menjemihkan (mengklarifikasi)
Teknik ini dilakukan oleh konselor dengan mengklarifikasi ucapan-ucapan klien yang tidak jelas, samar-samar atau agak meragukan
Tujuannya:
a. Mengundang klien untuk menyatakan pesannya secara jelas, ungkapa kata-kata yang tegas dan dengan alasan yang logis.
b. agar klien menjelaskan, mengulang dan mengilustrasikan perasaanya.
17. Memudahkan (Facilitating)
Adalah suatu teknik membuka komunikasi agar klien dengan mudah berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaan, pikiran dan pengalamannya secara bebas.
18. Diam sebagai suatu teknik.
Dalam konseling diam bisa dijadikan suatu teknik. Tujuannya adalah :
a. Menanti klien yang sedang berfikir
b. Sebagai protes apabila klien berbicara berbelit-belit
c. Menunjang perilaku attending dan empati sehingga klien bebas berbicara
Keadaan diam di pihak konselr bermanfaat bagi proses konseling :
a. Mendorong klien untuk berbicara
b. Membantu klien untuk lebih memahami dirinya
c. Mengurangi kecepatan interview
19. Mengambil Inisiatif
Pengambilan inisiatif perlu dilakukan oleh konselor ketika klien kurang bersemangat untuk berbicara, lebih sering diam dan kurang partisipatif.

20. Memberi Nasehat
Pemberian nasehat dapat dilakukan apabila klien memintanya, namun tetap konselor harus mempertimbangkannya.

21. Pemberian Informasi
Ketika klien meminta informasi kepada konselor kan suatu hal sedang konselor tidak mengetahuinya, maka konselor harus emngatakan yang sejujurnya bahwa ia kurang mengetahui info tersebut. Jangan memaksakan, sehingga memberika info yang salah. Atau dengan cara merujuk kien kepada sesorangyang ahli dalam bidangnya.
22. Merencanakan
Menjelang sesi akhir konseling, konselor harus mampu membantu klien untuk merencanakan suatu program yang akan dilakukan, guna memecahkan masalah yang saat ini sedang dialami klien
23. Menyimpulkan
pada akhir sesi konseling, konselor harus mampu membantu klien untuk membuat suatu kesimpulan mengenai:
a. Bagaimana keadaan perasaan klien saat ini terytama menyangkut tentang kecemasannya akibat masalah yang ia hadapi
b. Memantapkan rencana klien
c. Pokok-pokok yang akan dibicarakan pada sesi selanjutnya.
24. Teknik Mengakhiri
Teknik ini dapat dilakukan konselor dengan cara:
a. Mengatakan bahwa waktu sudah habis
b. Merangkum isi pembicaraan
c. Menunjukkan kepada pertemuan yang akan datang
d. Mengajak klien berdiri dengan isyarat gerak tangan
e. Menunjukkan catatan-catatan singkat hasil pembicaraan
f. Memberikan tugas-tugas tertentu kepada klien yang relevan dengan pokokmpembicaraan apabila diperlukan.

TEKNIK-TEKNIK MELAKUKAN KONSELING
1. Teknik Rapport
Teknik Rapport dalam konseling merupakan suatu kondisi saling memahami dan mengenal tujuan bersama.
Implementasi teknik rapport dalam konseling adalang :
• Pemberian salam yang menyenangkan
• Suasana ruangan konseling yang menyenangkan
• Metepapkan topik pembicaraan yang sesuai
• Sikap terhadap klien
• Kesadaran terhadap hakikat klien secara alamiah
2. Perilaku Attending
Attending merupakan upaya konselor menghampiri klien yang diwujudkan dalam bentuk perilaku seperti kontk mata, bahasa tubuh dan bahasa lisan.
Wujud perilaku attending dalam proses konseling misalnya: – kepala mengangguk tanda setuju
-expressi wajah tenang, ceria dan senyum
-posisi tubuh agak condong ke klien, jarak duduk antara konselor dan klien agak dekat, duduk akrab berhadapan atau berdampingan.
-melakukan variasi gerangan tangan secara spontas untuk memperjelas ucapan
– mendengarkan aktif dan penuh perhatian, menunggu ucapan klien sampe selesai, perhatian terarah kepada klien.
3. Teknik Structuring
Structuring adalah proses penetapan batasan oleh konselor tentang hakikat, batas-batas dan tujuan proses konseling pada umumnya dan hubungan tertentu pada khususnya.
4. Empati
Empati merupakan kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan oleh klien, merasa dan berfikir bersama klien.
Empati ada dua macam, yaitu :
a. Empati Primer, yaitu empati apabila konselor hanya memahami perasaan, fikiran, keinginan dan pengalaman klien, dengan tujuan klien agar terlibat pembicaraan dan terbuka.
b. Empati tingkat tinggi, yaitu apabila kepahaman konselor terhadap perasaan, fikiran dan pengalaman klien lebih mendalam dan menyentuh klien karena konselor ikut dengan perasaan tersebut.
5. Refleksi Perasaan
Merupakan suatu upaya konselor untuk menyatakan dalam bentuk kata-kata yang segar dan sikap yang diperlukan terhadap klien.
Ada 3 wujud refleksi : 1. Refleksi perasaan positif, ditunjukkan oleh konselor dalam konseling melalui pernyataan persetujuan terhadap apa yang diungkapkan klien. 2. Refleksi perasaan positif, ditunjukkan oleh konselor dalam konseling melalui pernyataan penolakan terhadap apa yang diungkapkan klien. 3. Refleksi perasaan Ambivalen (masa bodoh), membiarkan saja (tidak menyetujui dan tidak menolak) apa yang dinyatakan klien.
6. Teknik Ekplorasi
Merupakan keterampilan konselor untuk menggali perasaan, pengalaman dan pikiran klien.
Ada tiga macam ekslorasi :
a. Eksplorasi perasaan, yaitu keterampilan konselor untuk menggali perasaan klien yang tersimpan
b. Eksplorasi pikiran, yaitu keterampilan konselor untuk menggali ide, pikiran dan pendapat klien
c. Eksplorasi pengalaman, yaitu keterampilan klien untuk menggali pengalaman-pengalaman klien yang telah dilaluinya.
7. Teknik Paraphrasing (menangkap pesan utama)
Paraphrasing merupakan suatu teknik yang digunakan konselor dalam konseling untuk menangkap pesan utama dari apa yang disampakan klien. Karena sering kali klien mengungkapkan perasaan, pikiran dan pengalamannya dengan berbelit-belit.
Paraphasing bertujuan untuk mengatakan kembali kepada klien esensi atau inti yang telah diungkapkan oleh klien.
Untuk dapat melakukan Paraphrasing yang baik, konselor harus menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh klien.
8. Teknik Bertanya
Pada umumnya knselor kebingungan untu membuka suatu percakapan, karena karena sulit menduga apa yang ada di pikiran klien. Maka dari itu konselor dituntut untuk mempunya keterampilan dalam bertanya. Ada dua macam teknik bertanya :
a. Bertanya terbuka, pada pertanyaan ini klien bebas menjawab.
b. Bertanya tertutup, pada pertanyaan ini telah menggambarkan alternatif jawabannya seperti YA dan TIDAK. (jawabannya sudah pasti)

9. Dorongan Minimal
Yaitu dorongan yang diberikan konselor kepada klien secara langsung dan singkat, seperti oh.. ya.. lalu.. terus..
Teknik ini memungkinkan klien untuk terus berbicara dan mengarahkan agar pembicaraan mencapai tujuan.
10. Interpretasi
Merupakan usaha konselor mengulas pikiran, perasaan dan perilaku atau pengalaman klien berdasarkan atas teori-teori tertentu.
Tujuan utama teknik ini adalah untuk memberikan rujukan, pandangan atau tingkah lakuklien, agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman hasil rujukan.
11. Teknik Mengarahkan
Dalam proses konseling memerlukan partisipasi secara dari klien. Maka dari itu untuk mengajak klien berpartisipasi secara penuh perlu adanya ajakan dan arahan dari konselor, salah satu caranya yaitu dengan menyuruh klien untuk memerankan sesuatu yang ia nyatakan (bermain peran)
12. Teknik Menyimpulkan Sementara
Agar pembicaraan dalam konseling maju secara bertahap dan arah pembicaraan semakin jelas, maka setiap period waktu tertentu konselor bersama klien perlu menyimpulkan pembicaraan.
Tujuannya adalah:
a. Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengambil kilas balik dari hal-hal yang telah dibicarakan bersama klien.
b. Untuk menyimpulkan kemajuan hasil pembicaraan secara bertahap
c. Untuk meningkatkan kualitas diskusi
d. Mempertajam atau memperjelas fokus atau arah wawancara konseling.
13. Teknik Memimpin
Agar pembicaraan dalam proses konseling tidak menyimpang, maka konselor harus mampu memimpin arah pembicaraan sehingga tujuan konseling bisa tercapai secara efektif dan efisien.
14. Teknik Fokus
Konselor yang efektif harus mampu membuat fokus melalui perhatiannya yang terseleksi terhadap pembicaraan dengan klien.
15. Teknik Konfrontasi
Adalah suatu teknik yang menantang klien untuk melihat adanya inkonsisensi (tidak konsisten) antar perkataan dengan perbuatan, ide awal dengan ide berikutnya, sedih dengan kepedihan.
Misalnya : klien menceritakan hal sedih sambil tersenyum (inkonsistensi antara perkataan dengan mimik wajah atau perbuatan)
Tujuan teknik ini :
a. Mendorong klien untuk introspeksi diri secara jujur
b. Meningkatkan potensi klien
c. Membawa klien kepada kesadaran adanya
16. Menjemihkan (mengklarifikasi)
Teknik ini dilakukan oleh konselor dengan mengklarifikasi ucapan-ucapan klien yang tidak jelas, samar-samar atau agak meragukan
Tujuannya:
a. Mengundang klien untuk menyatakan pesannya secara jelas, ungkapa kata-kata yang tegas dan dengan alasan yang logis.
b. agar klien menjelaskan, mengulang dan mengilustrasikan perasaanya.
17. Memudahkan (Facilitating)
Adalah suatu teknik membuka komunikasi agar klien dengan mudah berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaan, pikiran dan pengalamannya secara bebas.
18. Diam sebagai suatu teknik.
Dalam konseling diam bisa dijadikan suatu teknik. Tujuannya adalah :
a. Menanti klien yang sedang berfikir
b. Sebagai protes apabila klien berbicara berbelit-belit
c. Menunjang perilaku attending dan empati sehingga klien bebas berbicara
Keadaan diam di pihak konselr bermanfaat bagi proses konseling :
a. Mendorong klien untuk berbicara
b. Membantu klien untuk lebih memahami dirinya
c. Mengurangi kecepatan interview
19. Mengambil Inisiatif
Pengambilan inisiatif perlu dilakukan oleh konselor ketika klien kurang bersemangat untuk berbicara, lebih sering diam dan kurang partisipatif.

20. Memberi Nasehat
Pemberian nasehat dapat dilakukan apabila klien memintanya, namun tetap konselor harus mempertimbangkannya.

21. Pemberian Informasi
Ketika klien meminta informasi kepada konselor kan suatu hal sedang konselor tidak mengetahuinya, maka konselor harus emngatakan yang sejujurnya bahwa ia kurang mengetahui info tersebut. Jangan memaksakan, sehingga memberika info yang salah. Atau dengan cara merujuk kien kepada sesorangyang ahli dalam bidangnya.
22. Merencanakan
Menjelang sesi akhir konseling, konselor harus mampu membantu klien untuk merencanakan suatu program yang akan dilakukan, guna memecahkan masalah yang saat ini sedang dialami klien
23. Menyimpulkan
pada akhir sesi konseling, konselor harus mampu membantu klien untuk membuat suatu kesimpulan mengenai:
a. Bagaimana keadaan perasaan klien saat ini terytama menyangkut tentang kecemasannya akibat masalah yang ia hadapi
b. Memantapkan rencana klien
c. Pokok-pokok yang akan dibicarakan pada sesi selanjutnya.
24. Teknik Mengakhiri
Teknik ini dapat dilakukan konselor dengan cara:
a. Mengatakan bahwa waktu sudah habis
b. Merangkum isi pembicaraan
c. Menunjukkan kepada pertemuan yang akan datang
d. Mengajak klien berdiri dengan isyarat gerak tangan
e. Menunjukkan catatan-catatan singkat hasil pembicaraan
f. Memberikan tugas-tugas tertentu kepada klien yang relevan dengan pokokmpembicaraan apabila diperlukan.

Tinggalkan komentar